Orang yang tepat atau Waktu yang tepat?

 

Oke, postingan ini murni ditulis karena iseng.

Beberapa hari ini gue agak lebih sensitif dan emosional daripada biasanya. Gue rasa bukan PMS. Plis, siapa pun kalian yang mengira kalau cewek emosional dikit karena PMS, kalian harus belajar lagi. Karena kalau teori kalian begitu, masa gue PMS-nya 30 hari dalam sebulan?

#plak

Sambil megangin tisu buat idung gue (huhuhu T_T), gue tiba-tiba kepikiran hal nggak penting gitu.

Yang selama ini kita cari saat mulai jatuh cinta itu apa, sih?

Orang yang tepat? Atau waktu yang tepat?

Seringkali gue dapet curhatan temen (dan ini banyak banget yang curhat hal serupa) kalau mereka jatuh cinta dengan orang dan di waktu yang nggak tepat.

Misalnya, temen gue ini jatuh cinta sama orang yang udah berpasangan. Atau temen gue yang lain, jatuh cinta sama orang lain ketika dia udah punya pasangan.

Susah saat dihadapkan pada kondisi seperti ini?

Sepertinya iya.

Gue nggak pernah bener-bener ada di kondisi yang gue gambarkan di atas. Mungkin, kalau jatuh cinta dengan orang yang masih mencintai masa lalunya… iya, gue pernah.

Sering malah. HAHAHA. *jedotin kepala ke tembok*

***

Pernahkah lo ngerasain jadi orang paling bodoh sedunia?

Gue pernah, saat dengan beraninya ngaku ke diri sendiri kalau lagi-lagi, jatuh cinta dengan orang yang belum bisa melepaskan masa lalunya.

Menurut gue, mencintai orang yang belum move on adalah hal yang paling sulit. Hal yang kita lawan bukan sosok nyata mantannya tu orang, tapi masa lalu beserta kenangan-kenangan mereka.

Mau kayak gimana pun, kita nggak bisa menghapus memori akan seseorang.

Gue pernah jatuh cinta sama orang yang belum move on, tapi capek sendiri jadinya. Dan gue memutuskan untuk melepas semua perasaan yang ada—walaupun sulit. Ketika gue udah bener-bener sepenuhnya ngelepasin dia, ketika gue jatuh cinta sama orang lain dan gue yakin orang ini nggak sama kayak yang sebelumnya, kenapa orang ini ternyata belum bisa move on dari masa lalunya juga?

Jeleknya (atau bagusnya ya?) dari jatuh cinta adalah kita nggak bisa memilih mau jatuh cinta dengan siapa dan kapan.

Ketika kita mau sendiri tanpa punya perasaan spesial ke orang lain, tiba-tiba kita jatuh cinta sama seseorang yang nggak kita kehendaki sebelumnya.

Hhh, capeklah pokoknya.

Sampai akhirnya gue bingung sendiri, sebenernya gue belum menemukan orang yang tepat atau muncul di kehidupan dia bukan di waktu yang tepat?

Tapi ya sudahlah. Kayak yang gue bilang, kita nggak bisa memilih mau jatuh cinta dengan siapa dan kapan. Mungkin ada saatnya, kita mencintai orang yang nggak bisa kita jadikan pasangan kita. Mungkin ada saatnya, kita mencintai orang di waktu yang nggak tepat.

Nikmati aja semuanya. Karena cinta sejati akan datang di waktu yang tepat, dan menghadirkan sosok yang tepat untuk kita.

#eaaaa

***

Gue nggak ngerti tulisan ini lagi bahas apa (?). *self toyor* Efek sakit kayaknya. Tapi ya sudah, bacanya jangan terlalu serius. Nanti kelamaan mikir, jadi baper. Gue nggak tanggung jawab ya.

HAHAHA.

xoxo,

Jenny Thalia Faurine

One thought on “Orang yang tepat atau Waktu yang tepat?

  1. Alicia Lidwina says:

    I feel like we unconsciously choose to fall in love in the wrong time, or with the wrong person. Love itself is innocent; we can never condemn one for feeling love to another. But I agree with the quote you put at the beginning of the post. The right thing at the wrong time is a wrong thing. Maybe we fall in love with the right person… but at the wrong time. I feel like we all can learn something from the quote, from this post, and from your experience. Thank you for sharing! 🙂

    Like

Leave a comment